ANEMIA
Penyakit anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah Anda lebih rendah dari jumlah normal.
Anemia juga bisa terjadi jika sel-sel darah merah tidak mengandung cukup hemoglobin. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah. Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Jika Anda memiliki anemia, tubuh Anda tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen. Akibatnya, Anda mungkin merasa lelah atau lemah. Anda juga mungkin memiliki gejala lain, seperti sesak napas, pusing, atau sakit kepala.
Jenis lain dari anemia meliputi:
- Anemia defisiensi B12
- Anemia defisiensi folat
- Anemia defisiensi besi
- Anemia karena penyakit kronis
- Anemia hemolitik
- Anemia aplastik
- Anemia megaloblastik
- Anemia pernisiosa
- Anemia sel sabit
- Talasemia
Mengapa anemia tak boleh dianggap sepele?
Anemia parah atau berlangsung lama dapat merusak jantung, otak, dan organ lain dalam tubuh Anda. Anemia sangat parah bahkan dapat menyebabkan kematian.
Penyebab & Faktor Risiko
Apa penyebab anemia?
Meskipun banyak bagian tubuh yang membantu membuat sel-sel darah merah, sebagian besar pekerjaan ini dilakukan pada sumsum tulang. Sumsum tulang adalah jaringan lunak di tengah tulang yang membantu membentuk semua sel darah.
Sel-sel darah merah yang sehat bertahan antara 90 dan 120 hari. Bagian tubuh Anda kemudian akan menghapus sel-sel darah tua. Sebuah hormon yang disebut erythropoietin (EPO) yang dibuat di ginjal memberikan sinyal kepada sumsum tulang Anda untuk membuat lebih banyak sel darah merah.
Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen dalam sel darah merah. Protein ini memberikan sel darah merah warna merah. Orang dengan anemia tidak memiliki cukup hemoglobin.
Tubuh membutuhkan vitamin tertentu, mineral, dan nutrisi untuk membuat cukup sel darah merah. Zat besi, vitamin B12, dan asam folat merupakan tiga zat yang paling penting. Tubuh mungkin tidak memiliki cukup nutrisi ini karena:
- Perubahan pada lapisan lambung atau usus yang mempengaruhi seberapa baik nutrisi yang diserap (misalnya, penyakit celiac)
- Pola makan yang buruk
- Kehilangan darah dengan lambat (misalnya, karena periode menstruasi berat atau tukak lambung)
- Operasi yang menghilangkan bagian dari lambung atau usus.
Kemungkinan penyebab anemia meliputi:
- Obat-obatan tertentu
- Penghancuran sel darah merah lebih awal dari biasanya (yang mungkin disebabkan oleh masalah sistem kekebalan tubuh)
- Penyakit jangka panjang (kronis) seperti penyakit kronis ginjal, kanker, ulcerative colitis, atau rheumatoid arthritis
- Beberapa bentuk anemia, seperti talasemia atau anemia sel sabit, yang bisa diturunkan
- Kehamilan
- Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, myelodysplasia, multiple myeloma, atau anemia aplastik.
Siapa yang berisiko terkena anemia?
Faktor-faktor ini akan meningkatkan risiko Anda terkena anemia:
- Pola makan kurang vitamin tertentu. Makan makanan yang rendah zat besi, vitamin B-12, dan folat secara menerus meningkatkan risiko anemia.
- Gangguan usus. Memiliki gangguan usus yang mempengaruhi penyerapan nutrisi di usus kecil Anda (seperti penyakit celiac dan penyakit Crohn) membuat Anda berisiko anemia. Operasi pengangkatan atau operasi untuk bagian-bagian dari usus kecil Anda di mana nutrisi diserap, dapat menyebabkan kekurangan gizi dan anemia.
- Haid. Secara umum, perempuan yang belum mengalami menopause memiliki risiko lebih besar mengalami anemia defisiensi zat besi daripada laki-laki dan wanita pasca menopause. Itu karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah.
- Kehamilan. Jika Anda sedang hamil, Anda mengalami peningkatan risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi Anda harus membantu peningkatan volume darah Anda serta menjadi sumber hemoglobin untuk bayi Anda agar dapat tumbuh.
- Kondisi kronis. Misalnya, jika Anda memiliki kanker, ginjal atau gagal hati, atau kondisi kronis lain, Anda mungkin berisiko anemia karena penyakit kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan kekurangan sel darah merah. Kehilangan darah kronis dan perlahan-lahan dari luka lambung atau sumber lain dalam tubuh Anda dapat menguras cadangan zat besi dari tubuh Anda, yang menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
- Sejarah keluarga. Jika keluarga Anda memiliki sejarah dari anemia yang diturunkan, seperti anemia sel sabit, Anda juga mungkin memiliki peningkatan risiko kondisi ini.
- Faktor-faktor lain. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.
Gejala
Apa saja gejala anemia?
Anda mungkin tidak memiliki gejala jika mengalami anemia ringan. Jika masalah berkembang perlahan-lahan, gejala yang terjadi pertama mungkin meliputi:
- Merasa mudah marah
- Merasa lemah atau lelah lebih sering dari biasanya, atau saat olahraga
- Sakit kepala
- Masalah berkonsentrasi atau berpikir
Jika anemia semakin memburuk, gejala mungkin termasuk:
- Warna biru hingga putih pada mata
- Kuku rapuh
- Keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-hal lain yang bukan makanan (disebut juga ‘pica’)
- Pusing ketika Anda berdiri
- Warna kulit pucat
- Sesak napas
- Lidah sakit
- Beberapa jenis anemia dapat memiliki gejala lainnya.
Kapan saya harus ke dokter?
Buatlah janji dengan dokter Anda jika Anda merasa lelah karena alasan yang tidak dapat dijelaskan. Beberapa jenis anemia, seperti anemia defisiensi zat besi atau kekurangan vitamin B-12 biasa terjadi.
Kelelahan memiliki banyak penyebab selain anemia, jadi jangan berasumsi bahwa jika Anda lelah Anda pasti mengalami anemia. Beberapa orang baru menyadari bahwa mereka memiliki hemoglobin rendah (yang merupakan gejala anemia) ketika mereka mendonorkan darah.
Hemoglobin rendah mungkin hanya masalah sementara yang dapat diatasi dengan makan lebih banyak makanan kaya zat besi atau minum multivitamin yang mengandung zat besi. Hal ini juga dapat menjadi tanda peringatan dari perdarahan di dalam tubuh Anda yang mungkin menyebabkan Anda kekurangan zat besi.
Jika Anda diberi tahu bahwa Anda tidak dapat mendonorkan darah karena hemoglobin yang rendah, periksalah ke dokter Anda.
Diagnosis
Bagaimana cara mendiagnosis anemia?
Untuk mendiagnosis anemia, dokter mungkin akan menguji darah Anda. Jika Anda memiliki anemia, dokter Anda mungkin perlu melakukan tes lain untuk mencari tahu apa yang menyebabkan kondisi ini.
Anemia normositik yang paling sering ditemukan oleh tes rutin yang merupakan bagian dari pemeriksaan fisik. Kondisi ini mungkin ditemukan dengan tes darah yang Anda fungsi lainnya. Jumlah darah lengkap (juga disebut CBC) dapat menunjukkan jika Anda memiliki anemia normositik.
Jika tes darah lengkap Anda menunjukkan rendahnya jumlah sel darah merah yang berukuran normal, dokter Anda mungkin ingin Anda untuk mendapatkan lebih banyak tes untuk melihat apa yang menyebabkan anemia. Jika Anda lahir dengan kondisi ini, anggota keluarga yang lain juga mungkin perlu diuji.
Tes darah digunakan untuk mendiagnosis beberapa jenis umum dari anemia yang mungkin termasuk:
- Kadar zat besi, vitamin B12, asam folat, dan vitamin dan mineral lainnya
- Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
- Jumlah retikulosit
Tes-tes lain mungkin dilakukan untuk menemukan masalah medis yang dapat menyebabkan anemia.
Apa tes medis lainnya yang dapat membantu diagnosis?
Jika Anda menerima diagnosis anemia, dokter Anda mungkin memerintahkan tes tambahan untuk menentukan penyebab yang mendasari kondisi ini.
Misalnya, anemia kekurangan zat besi dapat mengakibatkan perdarahan kronis ulkus, polip jinak di usus besar, kanker usus besar, tumor atau masalah ginjal.
Kadang-kadang, mungkin perlu untuk mempelajari sampel sumsum tulang Anda untuk mendiagnosis anemia.
Obat & Pengobatan
Apa pengobatan untuk anemia?
Pengobatan harus diarahkan pada penyebab anemia, dan mungkin termasuk:
- Transfusi darah
- Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh
- Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang Anda membuat lebih banyak sel darah
- Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya
Apa komplikasi yang mungkin terjadi karena anemia?
Jika tidak diobati, anemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
- Kelelahan berat. Ketika anemia cukup parah, Anda mungkin begitu lelah sehingga Anda tidak dapat menyelesaikan tugas sehari-hari. Anda mungkin terlalu lelah untuk bekerja atau bermain.
- Masalah jantung. Anemia dapat menyebabkan denyut jantung yang cepat atau tidak teratur – yang disebut aritmia. Jantung Anda harus memompa lebih banyak darah untuk mengkompensasi kekurangan oksigen dalam darah ketika Anda anemia. Hal ini bahkan dapat menyebabkan gagal jantung kongestif.
- Kematian. Beberapa anemia yang diwariskan, seperti anemia sel sabit, bisa serius dan menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat menyebabkan anemia berat dan bisa berakibat fatal.
Bagaimana saya bisa mengatasi anemia saya?
Sering kali, Anda dapat mengobati dan mengendalikan anemia. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala anemia, carilah diagnosis dan pengobatan yang tepat. Pengobatan dapat meningkatkan tingkat energi dan aktivitas Anda, meningkatkan kualitas hidup Anda, dan membantu Anda hidup lebih lama.
Dengan pengobatan yang tepat, banyak jenis anemia yang ringan dan pendek bisa diatasi. Namun, anemia bisa sangat parah, tahan lama, atau bahkan fatal ketika hal itu disebabkan oleh penyakit yang diturunkan atau penyakit kronis atau trauma.
Pilih makanan kaya vitamin
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari anemia defisiensi zat besi dan anemia defisiensi vitamin dengan memilih diet yang mencakup berbagai vitamin dan nutrisi, termasuk:
- Zat besi. makanan yang kaya zat besi termasuk daging sapi dan daging lainnya, kacang-kacangan, lentil, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
- Folat. nutrisi ini, dan bentuk asamnya sintetis folat, dapat ditemukan dalam buah jeruk dan jus, pisang, sayuran berdaun hijau gelap, kacang-kacangan, dan roti, sereal serta pasta.
- Vitamin B-12. Vitamin ini ditemukan secara alami dalam daging dan produk susu. Vitamin ini juga ditambahkan ke beberapa sereal dan produk kedelai, seperti susu kedelai.
- Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C (seperti buah jeruk, melon dan buah lainnya) membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Pertimbangkan konseling genetik jika Anda memiliki riwayat keluarga anemia
Jika Anda memiliki riwayat keluarga anemia yang diturunkan, seperti anemia sel sabit atau talasemia, bicaralah dengan dokter Anda dan mungkin juga dapat konsultasi dengan konselor genetik tentang risiko Anda dan apa risiko dapat Anda turunkan kepada anak-anak Anda.
Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. Dengan kondisi tersebut, penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas secara optimal.
Anemia dapat terjadi dalam jangka waktu pendek maupun panjang, dengan tingkat keparahan ringan sampai berat. Pengobatan kondisi ini bervariasi tergantung pada penyebabnya. Anemia dapat diobati dengan mengonsumsi suplemen secara rutin atau prosedur pengobatan khusus.
Gejala Anemia
Anemia dapat dikenali dari gejala-gejala berikut ini:
- Badan terasa lemas dan cepat lelah.
- Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
- Detak jantung tidak beraturan.
- Napas pendek.
- Pusing dan berkunang-kunang.
- Nyeri dada.
- Tangan dan kaki terasa dingin.
- Sakit kepala.
- Sulit Berkonsentrasi.
- Insomnia.
- Kaki kram.
Pada awalnya, gejala anemia sering kali tidak disadari oleh penderita. Gejala anemia akan semakin terasa apabila kondisi yang diderita semakin memburuk. Konsultasi pada dokter sebaiknya dilakukan jika seseorang kerap merasakan lelah tanpa sebab yang jelas.
Penyebab Anemia
Anemia terjadi pada saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang mengandung hemoglobin. Terdapat sekitar 400 kondisi yang dapat menyebabkan anemia pada seseorang dan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
- Tubuh tidak cukup memproduksi sel darah merah.
- Terjadi perdarahan yang menyebabkan tubuh kehilangan darah lebih cepat dibanding kemampuan tubuh untuk memproduksi darah.
- Kelainan pada reaksi tubuh dengan menghancurkan sel darah merah yang sehat.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai jenis-jenis anemia berdasarkan penyebabnya, di antaranya:
- Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini merupakan yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh mengalami anemia dikarenakan sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat sel darah. Anemia dapat terjadi pada wanita hamil yang tidak mengonsumsi suplemen penambah zat besi. Anemia juga dapat terjadi pada perdarahan menstruasi yang banyak, tukak organ (luka), kanker, dan penggunaan obat pereda nyeri seperti aspirin. Gejala-gejala yang umumnya dialami penderita anemia kekurangan zat besi adalah:
- Memiliki nafsu makan terhadap benda-benda aneh seperti kertas, cat atau es (kondisi ini dinamakan pica).
- Mulut terasa kering dan pecah-pecah di bagian sudutnya.
- Kuku yang melengkung ke atas (koilonychia).
- Anemia akibat kekurangan vitamin. Selain membutuhkan zat besi, tubuh juga membutuhkan vitamin B12 dan asam folat untuk membuat sel darah merah. Kekurangan dua unsur nutrisi tersebut dapat menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah sehat dalam jumlah cukup sehingga terjadi anemia. Pada beberapa kasus, terdapat penderita anemia akibat lambung tidak dapat menyerap vitamin B12 dari makanan yang dicerna. Kondisi tersebut dinamakan anemia pernisiosa. Gejala-gejala yang umumnya dialami oleh penderita anemia kekurangan vitamin B-12 dan asam folat adalah:
- Geli dan rasa menggelenyar di bagian tangan dan kaki.
- Kehilangan kepekaan pada indera peraba.
- Sulit berjalan.
- Mengalami kekakuan pada kaki dan tangan.
- Mengalami demensia.
- Anemia akibat penyakit kronis. Sejumlah penyakit dapat menyebabkan anemia karena terjadinya gangguan pada proses pembentukan dan penghancuran sel darah merah. Contoh-contoh penyakit tersebut adalah HIV/AIDS, kanker, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn, dan penyakit peradangan kronis. Gejala-gejala yang dapat muncul pada kasus anemia akibat penyakit kronis di antaranya adalah:
- Warna mata dan kulit menjadi kekuningan.
- Warna urine yang berubah menjadi merah atau cokelat.
- Borok pada kaki.
- Gejala batu empedu.
- Keterlambatan perkembangan pada anak-anak.
- Anemia aplastik. Anemia aplastik merupakan kondisi yang langka terjadi namun berbahaya bagi hidup penderita. Pada anemia aplastik, tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah dengan optimal. Anemia aplastik dapat disebabkan oleh infeksi, efek samping obat, penyakit autoimun, atau paparan zat kimia beracun.
- Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Beberapa penyakit seperti leukemia atau mielofibriosis dapat mengganggu produksi sel darah merah di sumsum tulang dan menimbulkan anemia. Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi, dari ringan hingga berbahaya.
- Anemia hemolitik. Anemia hemolitik terjadi pada saat sel darah merah dihancurkan oleh tubuh lebih cepat dibanding waktu produksinya. Beberapa penyakit dapat mengganggu proses dan kecepatan penghancuran sel darah merah. Anemia hemolitik dapat diturunkan secara genetik atau bisa juga didapat setelah lahir.
- Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Anemia ini bersifat genetis dan disebabkan oleh bentuk hemoglobin yang tidak normal sehingga menyebabkan sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit, bukan bulat bikonkaf seperti sel darah merah Sel darah merah berbentuk sabit memiliki waktu hidup lebih pendek dibanding sel darah merah normal. Gejala yang dialami oleh penderita anemia sel sabit adalah:
- Kelelahan.
- Mudah terkena infeksi.
- Nyeri tajam pada bagian sendi, perut, dan anggota gerak.
- Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak.
- Anemia jenis lain, yang disebabkan oleh thalassemia atau penyakit malaria.
Beberapa fakor risiko yang dapat meningkatkan risiko munculnya anemia pada diri seseorang adalah:
- Kekurangan vitamin dan zat besi. Membiasakan diri mengonsumsi makanan yang rendah vitamin B12, asam folat, dan zat besi dapat meningkatkan risiko terkena anemia.
- Gangguan pencernaan pada usus. Beberapa penyakit seperti penyakit Crohn dan penyakit celiac dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi di usus sehingga meningkatkan risiko terkena anemia.
- Menstruasi. Umumnya wanita yang masih mengalami menstruasi memiliki risiko terkena anemia lebih besar dibandingkan dengan wanita yang sudah menopause atau pria. Hal tersebut disebabkan oleh kehilangan darah pada saat terjadinya menstruasi.
- Mengandung. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi suplemen asam folat dalam jumlah cukup memiliki risiko terkena anemia yang lebih tinggi.
- Penyakit kronis. Jika seseorang menderita kanker, gagal ginjal, atau penyakit kronis lainnya, maka risiko terkena anemia akan meningkat akibat kekurangan sel darah merah. Luka pada organ dalam yang diiringi perdarahan juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat besi sehingga meningkatkan risiko terjadinya anemia akibat kekurangan zat besi.
- Riwayat anemia di keluarga. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat anemia bawaan, memiliki risiko tinggi untuk terkena kondisi yang sama. Umumnya anemia yang diwariskan adalah anemia sel sabit (sickle cell anemia).
- Usia. Penambahan usia akan meningkatkan risiko seseorang terkena anemia. Anemia karena kekurangan vitamin B12 dan asam folat lebih umum terjadi pada lansia di atas 75 tahun.
- Faktor lain, seperti infeksi, kelainan darah, penyakit autoimun, kecanduan alkohol, terkena zat kimia beracun, dan efek samping dari obat dapat meningkatkan risiko anemia pada seseorang.
Komplikasi Anemia
Jika tidak ditangani, anemia berisiko menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini:
- Kelelahan berat. Tanpa penanganan yang baik, anemia dapat menimbulkan kelelahan berat pada penderitanya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Rentan terkena infeksi. Kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia dapat berpengaruh pada kemampuan sistem imun dalam memerangi berbagai patogen, sehingga penderita anemia lebih rentan terkena penyakit infeksi.
- Komplikasi dan gangguan kehamilan. Wanita hamil yang kekurangan asam folat berisiko mengalami gangguan kehamilan dan perkembangan janin. Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan sang ibu mengalami depresi pasca kelahiran melahirkan dan gangguan pada bayi yang dilahirkan, seperti:
- Kelahiran prematur sebelum minggu 37.
- Berat badan di bawah normal.
- Masalah pada kandungan zat besi dalam darah.
- Hasil tes kemampuan mental yang kurang
- Gangguan jantung. Anemia dapat menyebabkan detak jantung menjadi tidak beraturan (aritmia) akibat harus memompa darah lebih keras untuk mengompensasi kekurangan oksigen dalam darah. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pembesaran jantung atau gagal jantung.
- Kematian. Beberapa anemia yang bersifat bawaan, seperti anemia sel sabit, bisa menjadi serius dan mengancam hidup penderitanya. Kehilangan darah dengan tanpa penanganan yang baik dapat menyebabkan anemia berat dan kematian.
Diagnosis Anemia
Untuk mengetahui apakah seorang pasien mengalami anemia atau tidak, dokter akan melakukan langkah-langkah diagnosis sebagai berikut:
- Pemeriksaan darah lengkap. Metode penghitungan sel darah digunakan untuk menghitung jumlah sel darah merah yang ada di dalam darah. Pada diagnosis anemia, parameter yang diukur oleh dokter adalah hematokrit dan hemoglobin dalam darah. Patokan jumlah hematokrit normal pada orang dewasa berbeda-beda di setiap laboratorium, akan tetapi umumnya berkisar di 40-52% untuk pria dan 35-47% untuk wanita. Hemoglobin normal pada orang dewasa pria berkisar di 14-18 gram/desiliter dan 12-16 gram/desiliter untuk wanita. Pada pemeriksaan darah lengkap, dapat juga diperiksa:
- Bentuk dan ukuran sel darah. Tes ini bertujuan untuk melihat struktur sel darah merah guna menentukan apakah struktur dan warna sel darah merah tersebut nomal atau tidak, terutama pada pasien anemia sel sabit.
- Kandungan vitamin B12 dan asam folat. Jika dokter menduga penyebab anemia adalah kekurangan vitamin B12 dan asam folat, maka dokter akan memeriksa kandungan kedua zat tersebut dalam tubuh penderita untuk memastikannya.
- Kandungan zat besi dalam darah. Apabila ada dugaan anemia diakibatkan oleh kekurangan zat besi, dokter akan melakukan pemeriksaan kadar protein besi dalam darah yang disebut serum ferritin. Kadar serum ferritin yang rendah mengindikasikan bahwa anemia yang diderita disebabkkan oleh kekurangan zat besi.
- Pemeriksaan tambahan lain untuk menentukan penyebab utama terjadinya anemia. Beberapa kasus anemia didasari oleh masalah kesehatan tertentu, seperti luka pada suatu organ, sehingga diharuskan untuk dilakukannya pemeriksaan guna memastikannya. Pemeriksaan sumsum tulang dapat dilakukan untuk menilai fungsi sumsum tulang dalam meregenerasi sel darah.
Pada saat melakukan diagnosis, dokter juga akan menanyakan beberapa hal kepada pasien untuk membantu mengetahui penyebab utama anemia, yaitu:
- Pola makan untuk menentukan apakah pasien mengonsumsi makanan dengan kandungan zat besi, vitamin B-12, dan asam folat yang tinggi.
- Pengobatan yang sedang dijalani. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan terjadinya perdarahan pada lambung atau usus, misalnya aspirin atau ibuprofen.
- Siklus menstruasi. Jarak menstruasi yang terlalu dekat, durasi yang panjang dan jumlah perdarahan yang banyak dapat menyebabkan anemia.
- Riwayat dalam keluarga. Untuk mencari informasi apakah ada anggota keluarga yang mengalami anemia, perdarahan gastrointestinal, atau kelainan pada darah.
- Jadwal donor darah. Dokter akan menanyakan apakah pasien melakukan donor darah secara rutin.
Jika dokter tidak menemukan penyebab yang pasti setelah melakukan pengecekan riwayat medis serta gejala anemia pada pasien, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik. Jenis-jenis pemeriksaan fisik yang mungkin dilakukan adalah:
- Pemeriksaan pada bagian perut untuk memeriksa apakah ada perdarahan internal pada saluran pencernaan pada pasien.
- Pengecekan gejala-gejala gagal jantung seperti pembengkakan pada pergelangan kaki. Gagal jantung memiliki gejala yang mirip dengan anemia
- Pemeriksaan rektal (colok dubur) untuk memeriksa perdarahan atau kelainan pada usus bagian bawah dan anus.
- Pemeriksaan pelvis untuk memeriksa perdarahan yang menyebabkan anemia saat menstruasi. Pemeriksaan pelvis tidak akan dilakukan tanpa persetujuan dari pasien.
Pengobatan Anemia
Pengobatan anemia berbeda-beda tergantung jenis anemia yang diderita oleh pasien. Prinsip pengobatan anemia adalah menemukan penyebab utama anemia. Pengobatan terhadap anemia sebaiknya tidak dilakukan hingga diketahui penyebab utamanya. Hal ini dikarenakan pengobatan untuk satu jenis anemia bisa berbahaya untuk anemia jenis lain. Beberapa contoh pengobatan anemia berdasarkan jenisnya antara lain:
- Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen penambah zat besi, serta memperbanyak konsumsi makanan yang kaya zat besi. Selain itu, pasien juga dapat diberikan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi. Perlu diperhatikan bahwa suplemen yang mengandung kalsium dapat menghambat penyerapan zat besi.Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen penambah zat besi untuk mendapatkan dosis yang tepat. Kelebihan zat besi pada tubuh dapat berbahaya bagi pasien karena dapat menimbulkan kelelahan, mual, diare, sakit kepala, penyakit jantung dan nyeri sendi. Untuk meringankan efek samping dari konsumsi suplemen zat besi, pasien dapat mengonsumsi suplemen setelah makan. Jika efek samping berlanjut segera temui dokter kembali.
- Anemia akibat kekurangan vitamin. Anemia jenis ini dapat diobati dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan asam folat dan vitamin B12, serta mengonsumsi suplemen yang mengandung keduanya. Jika tubuh pasien memiliki gangguan penyerapan asam folat dan vitamin B12, pengobatan dapat melibatkan injeksi vitamin B12 setiap hari. Setelah itu pasien akan diberikan injeksi vitamin B12 setiap bulan satu kali yang dapat berlangsung sepanjang hidup atau tergantung kepada kondisi pasien.
- Anemia akibat penyakit kronis. Tidak ada pengobatan yang spesifik pada jenis ini karena tergantung pada penyakit yang mendasari terjadinya anemia. Jika anemia bertambah parah, dokter dapat memberikan transfusi darah atau injeksi eritropoietin, yaitu suatu hormon peningkat produksi darah dan penghilang rasa lelah.
- Anemia akibat perdarahan. Jika seseorang mengalami perdarahan dan kehilangan darah dalam jumlah banyak, pengobatan utama yang harus dilakukan adalah mencari dan mengobati sumber perdarahan. Setelah sumber perdarahan diatasi, pasien dapat diberikan transfusi darah, oksigen, dan suplemen penambah darah yang mengandung zat besi dan vitamin.
- Anemia Aplastik. Pengobatan anemia aplastik dapat diawali dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah. Jika diperlukan, dapat dilakukan pencangkokan sumsum tulang apabila sumsum tulang tidak bisa lagi memproduksi sel darah merah yang sehat.
- Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Pengobatan anemia jenis ini dapat bervariasi sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Pengobatan dapat melibatkan kemoterapi dan pencangkokan sumsum tulang.
- Anemia Hemolitik. Penanganan anemia hemolitik dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung faktor penyebabnya. Penanganan bisa dengan menghindari obat-obatan yang memiliki efek samping hemolisis, dengan mencari dan mengobati infeksi yg menjadi penyebab hemolitik, atau dengan imunosupresan untuk menekan sistem imun yang diduga merusak sel darah.
- Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Pengobatan utama anemia sel sabit adalah dengan mengganti sel darah merah yang hancur melalui transfusi darah, suplemen asam folat, dan antibiotik. Pengobatan lainnya adalah dengan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit serta menambahkan cairan melalui oral maupun intravena untuk mengurangi nyeri dan menghindari komplikasi. Pencangkokan sumsum tulang dapat digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada kondisi tertentu. Obat untuk kanker hidroksiurea dapat juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit.
- Thalassemia. Thalassemia dapat diobati melalui transfusi darah, konsumsi suplemen asam folat, splenektomi untuk mengambil limpa, serta pencangkokan sel punca darah dan sumsum tulang.
Pencegahan Anemia
Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan cara mengatur pola makan. Beberapa makanan yang dapat membantu mencegah anemia antara lain adalah:
- Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
- Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan, sayuran berdaun hijau gelap, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, gandum, sereal, pasta, dan nasi.
- Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu, keju, sereal, dan makanan dari kedelai (tempe atau tahu).
- Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica, brokoli, tomat, melon, dan stroberi. Makanan-makanan tersebut dapat membantu penyerapan zat besi.
Jika terdapat kekhawatiran bahwa makanan yang dikonsumsi tidak mengandung cukup vitamin, disarankan untuk mengonsumsi multivitamin. Bagi vegetarian, hendaknya berkonsultasi kepada ahli gizi untuk mengatur pola makan agar kebutuhan zat besi bagi tubuh tetap tercukupi dengan baik.
Jika pada keluarga terdapat riwayat munculnya penderita anemia bawaan seperti anemia sel sabit atau thalassemia, hendakya dikonsultasikan kepada dokter. Konsultasi ini bertujuan untuk memperkirakan jika terdapat risiko anemia serupa yang dapat muncul pada anak.
Anemia juga dapat muncul sebagai komplikasi dari penyakit malaria. Jika akan bepergian ke tempat yang umum ditemukan penyakit malaria, konsultasikan ke dokter terkait obat pencegah malaria. Pencegahan dapat juga dilakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk, misalnya menggunakan kelambu, obat anti nyamuk, atau insektisida.
Anemia (dalam bahasa Yunani: ἀναιμία anaimia, artinya kekurangan darah, from ἀν- an-, "tidak ada" + αἷμα haima, "darah" ) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari jantung yang diperoleh dari paru-paru, dan kemudian mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia memiliki penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. Penyebab anemia yang paling sering adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang tidak efektif).
Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5 g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL atau Hct kurang dari 36% pada perempuan.
Gejala anemia :
Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada dalam jumlah yang sangat rendah sebelum gejalanya muncul. Gejala- gejala tersebut berupa :
- Asimtomatik : terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama
- Letargi
- Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas
- Kepala terasa ringan
- Palpitasi
- Pucat
- Kekebalan Tubuh Menurun
Sedangkan, tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat pemeriksaan yaitu :
- Pucat pada membran mukosa, yaitu mulut, konjungtiva, kuku.
- Sirkulasi hiperdinamik, seperti takikardi, pulse yang menghilang, aliran murmur sistolik
- Gagal jantung
- Pendarahan retina [1]
Tanda-tanda spesifik pada pasien anemia diantaranya :
- Glossitis : terjadi pada pasien anemia megaloblastik, anemia defisiensi besi
- Stomatitis angular : terjadi pada pasien anemia defisiensi besi.
- Jaundis (kekuningan) : terjadi akibat hemolisis, anemia megaloblastik ringan.
- Splenomegali : akibat hemolisis, dan anemia megaloblastik.
- Ulserasi di kaki : terjadi pada anemia sickle cell
- Deformitas tulang : terjadi pada talasemia
- Neuropati perifer, atrofi optik, degenerasi spinal, merupakan efek dari defisiensi vitamin B12.
- Garing biru pada gusi (Burton’s line), ensefalopati, dan neuropati motorik perifer sering terlihat pada pasien yang keracunan metal.
Klasifikasi anemia akibat Gangguan Eritropoiesis[sunting | sunting sumber]
- Anemia defisiensi Besi :
- Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb, mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan mikrositer.
- Anemia Megaloblastik
- Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan defek pada replikasi DNA, efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan pansitopenia.
- Anemia Aplastik
- Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularitas. Hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun, radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA serta gen.
- Anemia Mieloptisik
- Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.
- Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Jika seseorang memiliki terlalu sedikit sel-sel darah merah dan berbentuk tidak normal, maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan cukup oksigen dan hal itu disebut sebagai penyakit anemia.Hemoglobin juga mempunyai peranan penting dalam menjaga bentuk sel darah merah. Normalnya sel darah merah berbentuk bulat dengan bagian tengah yang pipih menyerupai donat tanpa lubang di tengahnya. Struktur hemoglobin yang abnormal dapat mengganggu bentuk sel darah merah dan menghalangi fungsinya untuk bekerja melalui pembuluh darah.
Faktor Penyebab Anemia
Penyakit anemia adalah kondisi kelainan darah yang paling sering terjadi di Indonesia dan dapat menyerang siapa saja khususnya wanita, anak-anak, dan orang-orang dengan penyakit kronis. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan Anda terkena penyakit anemia adalah:- Wanita usia produktif (ketika masih mengalami menstruasi) sangat rentan terhadap anemia defisiensi besi karena kehilangan darah dari menstruasi serta tuntutan pasokan darah yang meningkat selama kehamilan. Menstruasi yang terlalu deras selama berhari-hari juga menjadi factor penyabab anemia.
- Orang lanjut usia juga mungkin memiliki risiko lebih besar terkena anemia karena pola makan yang buruk dan kondisi medis lainnya. Jadi, faktor penyebab anemia yang kedua ini adalah karena usia.
- Bentuk tertentu dari anemia adalah merupakan penyakit keturunan dan bayi mungkin dapat terkena setelah kelahirannya. Penyebab anemia yang ini adalah karena penyakit anemia muncul secara genetis atau faktor keturunan.
Pada beberapa kasus, penyakit anemia yang terjadi selama kehamilan dapat dianggap sebagai sesuatu yang normal. Namun, beberapa jenis anemia dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berdampak hingga seumur hidup.Gejala Penyakit Anemia
Jika Anda memiliki anemia, tubuh Anda tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen. Akibatnya, Anda mungkin merasa lelah atau lemah. Anda juga mungkin memiliki gejala lain, seperti pusing ketika berdiri, sesak napas, kuku rapuh, atau lidah terasa sakit.Berikut ini adalah tiga kelompok anemia yang harus Anda ketahui, antara lain:- Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah.
- Anemia yang disebabkan oleh produksi sel darah merah menurun atau rusak.
- Anemia yang disebabkan oleh penghancuran sel darah merah yang berlebih.
Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan. Biasanya hal ini terjadi secara perlahan-lahan untuk jangka waktu yang panjang dan sering kali tidak terdeteksi. Perdarahan seperti ini disebut dengan perdarahan kronis yang merupakan penyebab anemia akibat dari:- Perdarahan gastrointestinal seperti wasir/ambeien, gastritis (radang lambung), dan kanker di saluran cerna (kanker usus, kanker lambung, dan lain-lain).
- Penggunaan obat nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID) seperti ibuprofen, parasetamol, asam mefenamat, dan obat anti nyeri yang dijual bebas. Obat-obatan ini dapat mengikis dinding lambung dan menyebabkan perdarahan di dalam lambung.
- Menstruasi, terutama jika perdarahan menstruasi yang berlebihan.
- Perdarahan pasca persalinan pada wanita.
- Perdarahan karena kondisi cacingan pada anak.
Penyebab Anemia
Saat tubuh terlalu sedikit memproduksi sel darah atau sel tidak berfungsi dengan baik, maka sel darah merah akan rusak karena perkembangan sel yang abnormal, kurangnya mineral dan vitamin. Kondisi yang berhubungan dengan penyebab anemia, di antaranya:- Anemia sel sabit adalah kelainan bawaan yang sering terjadi. Sel darah merah menjadi bulan sabit karena adanya cacat genetik. Sel darah merah membelah diri dengan cepat, sehingga oksigen tidak sampai ke organ tubuh yang pada akhirnya menyebabkan anemia. Sel-sel darah merah berbentuk bulan sabit juga bisa terjebak dalam pembuluh darah kecil sehingga menyebabkan penyumbatan, dan berakhir dengan rasa nyeri hebat pada organ yang tidak dialiri darah.
- Anemia defisiensi besi terjadi karena kurangnya zat besi mineral dalam tubuh. Sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin, bagian dari sel darah merah yang mengangkut oksigen ke organ-organ tubuh. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat menghasilkan cukup hemoglobin untuk sel darah merah. Hasilnya adalah anemia kekurangan zat besi.
- Jika Anda sedang hamil, tubuh akan berisiko mengalami peningkatan risiko kekurangan zat besi, karena Anda harus membantu peningkatan volume darah serta menjadi sumber hemoglobin untuk bayi Anda agar dapat tumbuh.
- Memiliki gangguan usus dapat memengaruhi penyerapan nutrisi di usus kecil (seperti penyakit celiac dan penyakit Crohn) di mana hal ini membuat Anda berisiko mengalami penyakit kurang darah ini. Operasi pengangkatan atau operasi untuk bagian-bagian dari usus kecil di mana nutrisi diserap, dapat menyebabkan kekurangan gizi dan anemia.
- Memiliki riwayat infeksi, penyakit darah, gangguan autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat memengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.
- Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Beberapa penyakit seperti leukemia atau mielofibriosis dapat mengganggu produksi sel darah merah di sumsum tulang dan menimbulkan anemia. Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi, dari ringan hingga berbahaya.
- Anemia hemolitik. Anemia hemolitik terjadi pada saat sel darah merah dihancurkan oleh tubuh lebih cepat dibanding waktu produksinya. Beberapa penyakit dapat mengganggu proses dan kecepatan penghancuran sel darah merah. Anemia hemolitik dapat diturunkan secara genetik atau bisa juga didapat setelah lahir.
Cara Mengatasi Anemia
Melalui cara penanganan penyakit yang tepat, banyak jenis anemia yang ringan dan pendek bisa diatasi. Namun, penyakit ini bisa sangat parah hingga bertahan lama ketika hal itu disebabkan oleh penyakit yang diturunkan, kronis atau trauma.Penentuan penanganan anemia diambil berdasarkan dengan penyebab mendasari penyakit tersebut. Ketika kadar hemoglobin <7 gram/dl, maka dokter akan menyarankan untuk dilakukan transfusi. Karena penyebab terbanyak dari penyakit kurang darah adalah kekurangan zat besi, maka sangat disarankan untuk mengonsumsi makan makanan yang banyak mengandung zat besi.Perlu diketahui, beberapa jenis penyakit kurang darah tidak dapat dihindari, akan tetap anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan cara mengatur pola makan. Beberapa makanan yang dapat membantu mencegah penyakit ini antara lain:- Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, melon, brokoli, stroberi, dan tomat. Makanan-makanan tersebut dapat membantu penyerapan zat besi.
- Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, keju, sereal, tahu, tempe dan susu.
- Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
- Makanan yang kaya akan asam folat, seperti sayuran berdaun hijau gelap, buah-buahan, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, nasi, sereal, pasta, dan gandum.
Selain mengonsumsi beberapa makanan di atas, Anda juga disarankan mengonsumsi multivitamin. Jika pada keluarga terdapat riwayat munculnya penderita anemia bawaan seperti anemia sel sabit atau thalassemia, sebaiknya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.Penyakit anemia adalah penyakit yang merepotkan karena bisa menganggu kehidupan sehari-hari, ada baiknya Anda mendapatkan penanganan anemia khusus di rumah sakit agar dapat diketahui penyebabnya dengan pasti, mengingat penyebab anemia sangat banyak dan sulit dideteksi oleh orang awam. - Sumber :
- https://hellosehat.com/penyakit/anemia/
- https://www.alodokter.com/anemia.html
- https://id.wikipedia.org/wiki/Anemia\
- https://doktersehat.com/anemia-2/
- Anemia defisiensi Besi :
0 komentar:
Posting Komentar